Rabu, 21 September 2011


KELAHIRAN MIRZA GHULAM AHMAD
Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan di kota Qadiyan, Distrik (kabupaten) Gurdaspur, Propinsi Punjab, India. Adapun mengenai tahun kelahirannya, ada beberapa versi berbeda, yaitu :
a.       Menurut Mirza Ghulam Ahmad, dia dilahirkan pada tahun 1839 M atau 1840 M. Saat itu adalah akhir zaman Pemerintahan Sikh.(Dia mengaku) pada tahun 1857 M dia (MirzaGhulam Ahmad) berumur 16 tahun, dan jenggot serta kumisnya belum tumbuh. (kitabul Bariyah hal 159, Ruhani Khazain Jilid 13 hal.177)
b.      Menurut Mirza Ghulam Ahmad, dia dilahirkan pada tahun 1845 M. (Taryaqul Qulub hal. 68)
c.       Menurut anaknya, Mirza Ghulam Ahmad lahir pada tahun 1836 atau 1837 M. (Siratul Mahdi  Jilid 2 hal 150).
d.      Menurut anaknya, Mirza Ghulam Ahmad lahir pada tanggal 13 Pebruari 1835 M. bertepatan dengan tanggal 14 Syawal 1250 H, yaitu pada hari Jum’at. (Siratul Mahdi  Jilid 3 hal. 76).
e.       Menurut anaknya, Mirza Ghulam Ahmad lahir pada tahun 1831 M. (Siratul Mahdi Jilid 3 hal 302).
f.       Menurut anaknya, Mirza Ghulam Ahmad lahir pada tahun 1833 atau 1834 M.(Siratul Mahdi Jilid 3 hal. 194).
Dengan banyaknya versi tentang tahun kelahiran Mirza Ghulam Ahmad, tentunya menjadi tidak lazim karena hamper setiap tahun mulai dari tahun 1831 s/d 1840 dan 1845 Mirza Ghulam Ahmad dilahirkan. Hal itu terjadi karena klaim Mirza ghulam Ahmad mendapat ilham dan mukjizat yang berkaitan erat dengan umurnya sendiri.










SILSILAH KETURUNAN MIRZA GHULAM AHMAD
Sumber yang menyatakan silsilah keturunan Mirza Ghulam Ahmad yang berbeda-beda, diantaranya :
a.       Pada tahun 1900, Mirza mengaku bahwa dia adalah keturunan Mughal, Berlas (kerajaan Mughal) yang dating dari kota Samarkandh (dulu Negara bagian Uni Soviet). (Kitab Bariyah hal. 134).
b.      Mirza Ghulam Ahmad mengaku bahwa dia adalah keturunan Farsi (Persia) atau sekarang Iran. (Kitabul Bariyah  hal 135).
c.       Pada tahun 1901, Mirza Ghulam Ahmad menulis bahwa dia adalah keturunan Syekh Habib/Bani Fatimah, dan juga dari keturunan Israel (Bani Israel). (Eik Ghalti Ka Izalah hal 16).
d.      Pada tahun 1902, Mirza mengaku bahwa nenek moyangnya berasal dari perbatasan Cina. (Touhfah Golarwiyah hal 40). Dan Mirza menegaskan bahwa dia adalah keturunan Cina. (Cisyma Ma’rifat)


PENGAKUAN-PENGAKUAN MIRZA GHULAM AHMAD

a.       Mirza sebagai istri Tuhan, (pernah melakukan hubungan suami istri (intim) dengan Tuhan);
b.      Mirza sebagai Anak Tuhan (Hasil hubungan intim Mirza dengan Tuhan).
c.       Mirza sebagai Bapak Tuhan;
d.      Mirza sebagai Tuhan, dan bisa melakukan segala sesuatu dengan kata KUN FAYAKUN;
e.       Mirza sebagai Dewa Krisyana I (Pemimpin agama Hindu);
f.       Mirza sebagai Dewa Radur Gopal (Tokoh agama Hindu);
g.       Mirza sebagai Aminul Malak Jae Singh Bahadar (Tokoh agama Sikh);
h.      Mirza sebagai Rajai orang-orang Ariya, Hindu;






AHMADIYAH MENGHINA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA
a.       Ilham dari Tuhan, “Wahai Mirza, saya akan dating kepadamu secara tiba-tiba. Dengan persiapan segala sesuatu, Saya selalu menjawab dengan mengirimkan utusan. Tapi untuk kamu wahai Mirza Ghulam Ahmad, saya akan dating sendiri, saya melakukan kesalahan dan melakukan kebenaran juga. (Al-Busyra Jilid 2 hal 79. Al-Badar Qadiyan 9 Pebruari 1903).
b.      Ilham daru Tuhan, Wahai Ahmad namamu akan menjadi sempurna walaupun nama-Ku tidak sempurna. (Arbaine Ahmadiyah No 3 hal 6).
c.       Mirza Ghulam Ahmad berkata, Tuhan memanggil saya dengan kata-kata “Mirza Sahib” bukan dengan kata “Mirza” saja. Mungkin karena Tuhan malu kepada saya, lalu Tuhan tidak memanggil nama kecilku.(Haqiqatul Wahyi hal 356).
d.      Mirza mendapat ilham bahwa Saya (Mirza Ghulam Ahmad) ditiupkan ruh-nya Isa as. Sama seperti Siti Maryam ditiupkan ruh-nya Isa as. Dan saya dijadikan hamil dalam isti’arah (kiasan), yang berakhir setelah kurang lebih 10 bulan.” Ilham ini juga terdapat dalam BARAHINE AHMADIYAH  jilid 4 hal.556, “saya dijadikan Isa dan Maryam, maka dari itu saya adalah Isa Ibnu Maryam.(Kasyati Nuh hal 47, Ruhani Khazain  Jilid 19 hal 50).
e.       Saya (Mirza Ghulam Ahmad) mendapat ilham bahwa saya akan dikaruniai seorang anak laki-laki (dari hubungan Mirza dengan Tuhan). (Haqiqatul Wahyi hal 95/96. Tadz-kirah hal 144, Ruhani Khazain Jilid 22 Hal 98/99).
f.       Janin ini (hasil hubungan Mirza dengan Tuhan) berkembang dalam rahim saya (Mirza Ghulam Ahmad) sampai 10 bulan. (Kasyati Nuh hal 47, Ruhani Khazain  Jilid 19 hal 50).
g.       Kemudian Siti Maryam (yakni Mirza Ghulam Ahmad) mengalami kesaktian Zah (kesakitan waktu melahirkan) dan dia berjalan kea rah pohon kurma. (Kasyti Nuh hal 47).
h.      Mirza mendapat ilham, anta bimanzilati auladi artinya kedudukan kamu (Mirza Ghulam Ahmad) di hadapan-Ku adalah sama seperti anak-Ku.(Arbain No.4 hal 19, Haqiqatul Wahyi hal 86 ditulis waladi bukan auladi).
i.        Mirza Ghulam Ahmad mendapat ilham, Asma’waladi  artinya, dengar Wahai anakk-Ku (Tadzkirah).
j.        Saya (Mirza Ghulam Ahmad) melihat dalam mimpi bahwa saya Tuhan dan saya yakin benar bahwa saya adalah Tuhan. (Aeina Kamalate Islam hal. 564, Ruhani Khazain Jilid 5 hal 564).
k.      Wa roaetani fi manami ainullahi wa taqayyantu inni huwa, artinya dalam suatu kasyaf/mimpi, saya (Mirza Ghulam Ahmad) melihat saya adalah Tuhan dan saya yakin bahwa bener-bener saya adalah Tuhan. (Kitabul Bariya hal 85, Ruhani Khazain Jilid 3 hal 103).
l.        Mirza menulis, Dialah Tuhan yang menggenggam setiap butir (pasir), maka seorang pun tidak akan bisa lari dari Dia, Dia berfirman bahwa Dia akan dating secara sembunyi-sembunyi seperti malinh/pencuri. (Tajaliyate Ilahiyah hal.4 ,Ruhani Khazain Jilid 20 hal 396).
m.    Saya (Mirza Ghulam Ahmad) pernah mendapat Ilham bahwa Tuhan akan turun di kota Qadiyan (kota kelahiran Mirza) sesuai janji-Nya. (Tadzkirah hal 452).
n.      Ada ilham Mirza, (Hai Mirza Ghulam Ahmad) akan terjadi apapun yang Engkau kehendaki dengan perintah Engkau sendiri, yakni Engkau bisa melakukan segala sesuatu dengan mengucapkan Kun Fayakun. (Haqiqatul Wahyi hal.108,  Ruhani Khazain Jilid 22 hal 108).
o.      Dalam suatu kesempatan saya dapat berziarah dan melihat Tuhan, dalam kesempatan ini saya menulis beberapa ramalan (Nubuwatan), yang berarti akan terjadi beberapa kejadian. Setelah itu saya mengajukan kertas tersebut ke hadapan Tuhan, maka Tuhan menanda tanganinya. (Haqiqatul Wahyi hal 255, Ruhani Khazain Jilid 22 hal 267).













AHMADIYAH MENGHINA NABI MUHAMMAD
1.      Saya ini adalah Rasul dan Utusan Tuhan tanpa syariat yang baru, tanpa ajaran yang baru dan tanpa nama yang baru. Tetapi saya diutus memakai nama Khatamun Nabiyyin dan saya berasal dari keturunannya (keturunan Nabi Muhammad SAW) serta saya dijadikan sama seperti dia (seperti Nabi Muhammad SAW). (Nuzulul Masih hal 2).
2.      Pahamilah apa arti Syari’at itu? Syari’at adalah penjelasan tentang perintah dan larangan melalui Wahyu. Seorang (Mirza Ghulam Ahmad) yang menetapkan peraturan-peraturan untuk pengikutnya, maka ia telah menjadi Shohibus syari’at (yang punya syari’at). Maka dari definisi ini para penentang kami menjadi bungkam karena dalam wahyu saya ada perintah dan ada Larangan juga. (Ruhani Khazain Jilid 17 hal 435).
3.      Dua puluh tahun yang lalu dalam Barahine Ahmadiyah, Tuhan member nama Muhammad dan Ahmad kepada saya, dan saya dijadikan wujud Nabi Muhammad SAW. (Eik Ghalti Ka Izala hal 10).
4.      Apakah kalian masih ragu (bimbang) menerima saya, bahwa Tuhan telah mengirim saya di Qadian (India) sebagai Nabi Muhammad SAW (reinkarnasi), untuk memenuhi janji kepada umatnya. (Kalimatul Fashal, Review of Religion No.3 hal 115)
5.      Karena saya (Mirza Ghulam Ahmad) adalah  Bayangan Nabi Muhammad SAW, maka saya mengaku sebagai Nabi dan saya juga diberikan nama Muhammad dan Ahmad. Nabi Muhammad SAW tetap menjadi Khatamul anbiyaa (penutup para Nabi) karena Muhammad kedua (Mirza Ghulam Ahmad) adalah bayangan dan nama yang sama seperti sebelumnya. (Eik Ghalti Ka Izala hal 7).
6.      Masih Mau’ud adalah sama persis dengan Nabi Muhammad SAW. Antara Mirza Ghulam Ahmad dan Nabi Muhammad SAW tidak ada perbedaan dari segi apapun, baik dari segi nama, pekerjaan, maupun derajat. (Al-Fadhal Qadian, Jilid 3 no. 76, 1 Januari 1916).
7.      Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi dan Rasul untuk orang-orang di abad ke empatbelas (14) ini. (Tadzkirah hal 360).
8.      Mirza Ghulam Ahmad adalah Rahmatan Lil’Alamin. (Tadzkirah hal 83).
9.      Mirza Ghulam Ahmad adalah Khairul awwaliin wal akhiriin (sebaik-baik orang yang pertama dan terakhir) yang pernah diutus 1300 tahun yang lalu sebagai Rahmatan Lil’Alamin. (Qadiyani Mazhab hal 264).
10.  Bumi dan langit serta seluruh isi alam semesta ini diciptakan hanya untuk Mirza Ghulam Ahmad.(Haqiqatul Wahyi  hal 99).
11.  Dari langit turun banyak Tahta (untuk setiap Nabi), tapi Tahta Mirza Ghulam Ahmad adalah yang paling besar dan paling mulia. (Haqiqatul Wahyi, hal 89).
12.  Nabi Muhammad SAW mendapat kemenangan kecil (yakni Fathu Makkah) di waktu dulu. Dan kemenangan yang kedua, yang lebih besar dan lebih baik akan didapatkan pada zaman Masih Mau’ud (Mirza Ghulam Ahmad). (Khutbah Ilhamiah hal 193, Ruhani Khazain Jilid 16 hal 288).




















AHMADIYAH MENGHINA AL-QUR’AN AL-KARIM
            Sebagai bukti, kami kutipkan beberapa pernyataan Mirza dalam karya-karya nya sebagai berikut :
1.      Di dalam Ayat “Salamun ‘ala Ibrahim” , saya (Mirza Ghulam Ahmad) dipanggil sebagai Nabi Ibrahim. (Tadzkirah hal 363-374).
2.      Di dalam ayat Al Quran “wa mubasyiran birasulin ya’ti min ba’di ismuhu ahmad”, maaksud dari nama Ahmad adalah Mirza Ghulam Ahmad. (Izalah Auham hal 673, Ruhani Khazain Jilid 3 hal 463).
3.      Didalam ayat “wa mubasyiran birasulin ya’ti min ba’di ismuhu ahmad”, sudah jelas bahwa yang dimaksud adalah Mirza Ghulam Ahmad. Karena jika yang dimaksud Nabi Muhammad SAW,  maka seharusnya dalam ayat ini disebutkan Muhammad dan Ahmad. Karena dalam ayat ini hanya diberitahukan kedatangan Ahmad, maka terbukti bahwa yang dimaksud adalah Mirza Ghulam Ahmad. (Anware Khilafat hal 37).
4.      Al-Qur’an adalah buku cerita dan buku kisah-kisah zaman dahulu. (Aiena Kamalate Islam, Edisi Lahore hal 294).
5.      Terdapat banyak kesalahan dalam Al-Qur’an, kesalahan Sharaf  dan kesalahan Nahwu.(Haqiqatul Wahyi hal 304, 317).
6.      Ada tiga nama kota suci dalam Al-Qur’an yang dimuliakan oleh Allah SWT, yaitu Makkah, Madinah, dan Qadiyan. (Izalah Auham hal 40 bagian awal, Ruhani Khazain Jilid 3 hal 140).
7.      Al-Qur’an penuh dengan kata-kata kotor, dan dalam Al-Qur’an banyak terdapat kata-kata kasar.(Izalah Auham hal 28, 29).
8.      Al-Qur’an itu merupakan buku dari Tuhan serta kata-kata yang keluar dari mulut saya. (Tadzkirah hal.635).
9.      “Inna anzalnahu qariban minal Qadiyan”, Al-Qur’an (Tadzkirah) ini diturunkan didekat kota Qadiyan, karena hamba ini (Mirza Ghulam Ahmad) bertempat tinggal di kota qadiyan. (Tadzkirah hal 76).
10.  Dalam ayat “wa ma arsanaka illa rahmatan lil ‘alamin”, Tuhan menjadikan saya (Mirza Ghulam Ahmad) sebagai Rahmat seluruh Alam. (Tadzirah hal634).
11.  Dalam Ayat “inna fatahnaa laka fathan mubina”, Tuhan menjanjikan bahwa saya akan diberikan kemenangan yang paling besar. (Tadzkirah hal 644).
12.  Dalam ayat “Laulaka lama khalaqtul aflak”, Tuhan berfirman bahwa isi semesta alam ini diciptakan hanya untukmu (Wahai Mirza Ghulam Ahmad). (Tadzkirah hal 649).

AHMADIYAH MENGHINA MAKKAH, MADINAH, IBADAH HAJI, DAN SHAUM, SERTA SYI’AR ISLAM LAINNYA.

a.       Tuhan memanggilku (Mirza Ghulam Ahmad) dengan nama Baitullah (Ka’bah). (A’rbain No.4 hal 15, Ruhani Khazain Jilid 17 hal.445).
b.      Sesungguhnya orang yang mencium kaki saya sama dengan mencium Hajr Aswad (batu hitam pada Ka’bah, yang turun dari surge). (Tadzkirah hal 36).
c.       Kota Qadiyan mendapat keberkahan sama seperti Makkah dan Madinah. (Al-Fadhal, 11 September 1938).
d.      Dating ke Qadiyan (india) adalah sama dengan menunaikan ibadah Haji. Menunaikan Ibadah Hjai ke Makkah ibaratnya sudah kering dan tidak akan mendapatkan tujuan (keberkahan). (Qadani Mazhab hal 362, Paighame Shulah, 19April 1933).
e.       Dalam A-Qur’an, pada separuh halaman sebelah kanan terdapat ayat suci yang berbunyi, “inna anzalnahu qariban minal Qadiyan”. Maka saya katakan dalam hati saya, memang benar nama kota Qadiyan ada di dalam A-Qur’an. Dan saya katakana lagi bahwa dalam Al-Qur’an ada tiga nama kota yang dimuliakan (oleh Allah SWT), yaitu Makkah, Madinah, dan Qadiyan. (Izalah Auham-Bagian Awal-hal.40, Ruhani Khazain BJilid 3 hal 140).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar