Kamis, 22 September 2011

bilogi ! rhodophyta


                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             
RHODOPHYTA


A. Tujuan
     Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:
1). Untuk mengetahui spesies-spesies yang tergolong Rhodopyta.
2). Untuk mengetahui ciri-ciri utama dari devisio Rhodophyta.
3). Dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasi Rhodophyta.

B. Alat dan Bahan
Spesimen mikroskopis dari Rhodophyta, diantaranya:
Ø  Gracilaria sp.                           
Ø  Chondrus sp.
Ø  Gelidium sp.
Ø  Corallina sp.
Ø  Ceramium sp.
Ø  Rodymenia sp.
Ø  Chondrus crisppus
Ø  Euchema sp.
Ø  Euchema spinosum
Ø  Gigartina papilloide.

C. Langkah Kerja
Untuk Cyanophyta makroskopis:
1). Sediakan  specimen yang akan diamati.
2). Amati dan identifikasi  spesimen tersebut.
3). Gambar (beri keterangan).

D. Dasar Teori
Alga merah hamper seluruhnya hidup di laut. Beberapa uniseluler, tetepi sebagian besar dalam bentuk multiseluler yang hidup pada batuan, kira-kira 1500 species telah diidentifikasi.
Rhodophyta melaksanakan fotosintesis dengan klorofil a (beberapa species mempunyai klorofil d tetepi tidak ada yang mempunyai klorofil b), karena merupakan eukariota yang baik, mereka menggabungkan klorofilnya dalam satu atau lebih kloroplas. Akan tetapi system membrane dalam kloroplas ini sangat mirip dengan yang terdapat dalam sel-sel alga hijau-biru. Alga merah mempunyai fikosianini dan fikoreitin dalam membrane fotosintesik-nya. Keduanya berguna sebagai pigmen antenna, yang meneruskan energi yang diserap oleh klorofi a. Ada juga yang berpendapat bahwa eukariota merupakan hasil evaluasi dari prokariota endosimbiotik. (John W. Kimball).
Jenis alga ini berbeda dengan alga lainnya terutama mengenai alat reproduksi seksualnya yaitu gamet jantan tidak berflagel disebut spermatia, mereka diankut secara pasif menuju alat kelamin  betina “Karpogonium”. Beberapa Rhodophyta mempunyai zygote yang membelah lansung menjadi spora (karpospora), tetapi kebanyakan  membuat karpospora tidak langsung dari zygot ( Drs. Otang Hidayat ).
Perkembangbiakan vegetatif dengan aplanospora ( spora tidak bergerak ) dan dengan fragmentasi thallus. Sedangkan perkembangan generatifnya dengan pembuahan sel telur di dalam korpogonium oleh spermatium. ( Drs. Suroso, A, Y, 1992 ).
Beberapa alga merah digunakan sebagai makanan di daerah pantai, terutama di kawasan timur. Agar-agar yang secara luas digunakan sebagai dasar untuk pembiakan bakteri dan organisme lain, diektrak dari alga merah.

D. Hasil Pengamatan                         

Tabel 1. Ciri-ciri Divisi Rhodopyta
NO
SPECIES
CIRI-CIRI UTAMA
1.
Gracilaria sp
  • Mengandung zat floredian untuk pembuatan agar-agar.
  • Thallus memiliki percabangan secara dikotomi yang langsing (gracilis).
  • Thallus berbentuk silindris.
  • Warna merah kecoklatan.
2.
Chondrus sp
  • Daur hidup berfasa dua.
  • Banyak mengandung zat pektin, disamping zat floredian.
  • Thallus pipih.
  • Percabangan dikotom pendek.
  • Elastis seperti tulang rawan (chondrus).
  • Warna merah keunguan (bila segar) dan menjadi putih bila mengering.
3.
Gelidium sp
  • Daur hidup berfasa tiga.
  • Thallus berbentuk silindris dengan percabangan dikotom.
  • Warnanya dari kemerahan sampai kehijauan.
  • Mudah hancur karena mengandung banyak bahan agar-agar (floredian).
4.
Corallina sp
  • Thallusnya berbuku-buku mengandung zat kapur (coral) dan bentuknya silindris dan mudah patah.
  • Warna sewaktu segar merah keunguan setelah kering menjadi putih.
  • Percabangannya dikotom.
5.
Ceramium sp
  • Daur hidup berfasa tiga.
  • Tubuh silindris langsing dengan percabangan dikotom panjang.
  • Warna segarnya cokelat.
6.
Rodymenia sp
  • Thallus tebal memipih.
  • Percabangan menyirip ke salah satu sisi.
  • Berwarna hijau.
  • Banyak mengandung agar-agar.
  • Warna sewaktu segar kehijauan.
7.
Chondrus Crisppus
  • Mengandung zat floredian yang bersifat liat.
  • Thallus berbentuk pipih.
  • Percabangan dikotomi.
  • Warna thallus merah keunguan (segar) dan putih bila kering.
  • Bersifat seperti tulang rawan.
  • Thallus lebih panjang dari Chondrus sp lainnya.
8.
Euchema sp
  • Daur hidup berfasa tiga.
  • Thallus berwarna kemerahan.
  • Banyak mengandung zat floredian.
9.
Euchema Spinosum
  • Daur hidup berfasa tiga.
  • Thallus seperti beruas.
  • Thallus berwarna kemerahan.
  • Banyak mengandung zat floridean.
10.
Gigartina Papilloides
  • Banyak mengandung zat floredian.
  • Thallus berbentuk pipih.
  • Thallus berwarna kemerahan.

E. Pembahasan
            Berdasarkan hasil pengamatan maka Rhodophyceae  ( rhodon = merah rose, phykos = alga ) adalah golongan alga yang memiliki pigmen merah umumnya dan mengandung zat cadangan makanan bahan agar - agar ( floriodean ). Beberapa jenis ada yang mengandung zat kapur ( Coralina ) dan zat pektin ( Conrus, Gigartina ). Adapun yang mempunyai nilai ekonomi karena menghasilkan bahan agar - agar adalah Euchema, Gelidium, Gracillaria, dan Rhodymenia.
            Semua Rhodophyta dimasukan dalam satu classis yaitu Rhodophyceae. Rhodophyta kebanyakan hidup di laut. Thallus Rhodophyta bersel banyak. Dari divisi  Rhodophyta ini kita dapat membedakannya berdasarkan bentuk thallus yang dimiliki oleh divisi ini. Ada dua bentuk thallus yaitu :
1. Bentuk Thallus silindris dimiliki oleh Euchema sp., Gracillaria sp., Corallina sp., dan Gellidium sp., dari bentuk thallus silindris dibagi lagi menjadi thallus silindris berbuku dimiliki oleh Corallina sp. dan thallus silindris tidak berbuku dimiliki oleh Euchema sp dan Gracillaria sp. . Thallus silindris tidak berbuku dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu warna merah kecoklatan dimiliki oleh Euchema sp. dan Gracillaria sp. Sedangkan warna kemerahan dimiliki oleh Gelidium sp. . Thallus silindris tidak berbuku warana merah kecoklatan dibagi lagi menjadi dua yaitu warna merah kecoklatan lebih banyak Floridean dimiliki oleh Euchema sp. dan warna merah kecoklatan lebih banyak zat pektin dimiliki oleh Gracillaria sp.
2. Bentuk Thallus tebal memipih dimiliki oleh Gigartina sp. dengan warna kemerahan dan Crondus crispus dengan warna merah keunguan
            Disamping itu juga kita dapat membedakannya berdasarkan ciri - ciri utama yang dimiliki oleh species Rhodophyta ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Gracillaria sp.
   Ciri - ciri utamanya adalah sebagai berikut : mengandung zat floredion untuk pembuatan agar - agar, thallus memiliki percabangan secara dikotomi yang langsing atau gracillis, thallus berbentuk silindris berwrana merah kecoklatan.
2. Conrus sp.
   Ciri - ciri utamanya adalah daur hidup berfasa dua, banyak mengandung zat pectin disamping zat floridean, thallusnya pipih percabangan dikotomi pendek, elastis seperti tulang rawan ( conrus ), warna merah keunguan ( bila segar ) dan menjadi putih bila mongering.
3. Gellidium sp.
   Ciri - ciri utamanya adalah daur hidup berfasa tiga, thallus berbentuk silindris dengan percabangan dikotom, warnanya dari kemerahan sampai kehijauan, mudah hancur karena banyak mengandung bahan agar - agar        ( floridean ).
4. Coralina sp.
   Ciri - ciri utamanya adalah thallusnya berbuku - buku mengandung zat kapur ( Coral ) dan bentuknya sislindris dan mudah patah, warna sewaktu segar merah keunguan setelah kering menjadi putih, percabangannya dikotom.
5. Ceranium sp.
   Ciri - ciri utamanya adalah daur hidupnya berfasa tiga, tubuh silindris langsing, dengan percabangan diikotom panjang, warna segarnya coklat.
6. Rodymenia sp.
    Ciri - ciri utamanya adalah thallus tebal memipih, percabangan menyirip ke salah satu sisi, berwarna hijau, banyak mengandung agar - agar, warna sewaktu segar kehijauan.
7. Conrus crispus
   Ciri - ciri utamanya adalah mengandung zat floredian yang bersifat liat, thallus berbentuk pipih, percabangan dikotomi, warna thallus merah keunguan ( segar ), dan putih bila kering, bersifat seperti tulang rawan, thallus lebih panjang dari conrus sp. lainnya.
8. Euchema sp.
   Ciri - ciri utamanya adalah daur hidup berfasa tiga, thallus berwarna kemerahan, banyak mengadung floridean.
9. Euchema spinosum
   Ciri - ciri utamanya adalah daur hidup berfasa tiga, thallus berwarna kemerahan, banyak mengandung floridean.
10. Gigartina papilloides
   Ciri - ciri utamanya adalah banyak mengandung zat floredian, thallus berbentuk pipih, thallus berwarna kemerahan.

F. Kesimpulan
            Setelah melakukan praktikum Rhodophyta ini, maka kami dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
            Kami dapat mengetahui ciri -ciri utama dari division rhodophyta sehingga dapat mengidentifikasi dan mengklasifikasikannya. Rhodophyta memiliki pigmen merah dan mengandung zat makanan agar - agar ( floridean ) beberapa jenis ada yang mengandung zat kapur. Disamping itu juga kami dapat mengetahui perbedaan dan persamaan anatara spesies - spesiesnya diantaranya Gracillaria sp. dengan Gigartina sp., persamaannya adalah alga ini mengandung zat floridean untuk pembuatan agar - agar, thallusnya memiliki percabangan secara dikotomi. Sedangkan perbedaannya adalah golongan Gigartina sp. lebih banyak mengandung zat pectin atau floridean yang bersifat liat. Antara Gracillaria sp., Conrus sp., dan Gellidium sp.,  Gracillaria sp. thallusnya berbentuk silindris dengan percabangan secara dikotom, warnanya merah kecoklatan. Conrus sp. thallusnya berbentuk pipih dengan percabangan secara dikotom pendek. Warnanya merah keunguan ( Bila segar ) dan menjadi warna putih bila mongering. Alga ini disebut conrus karena sifatnya seperti tulang rawan. Gellidium sp. thallusnya berbentuk silindris dengan percabangan secara dikotomi, warnanya dari kemerahan sampai kehijauan dan mudah hancur karena banyak mengandunmg zat bahan agar - agar atau floridean.

G. Saran
  Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Kami mengharapakan kritik yang membangun demi pembuatan laporan selanjutnya.
2. Untuk memperlancar praktikum ini diharapkan mahasiswa memperdalam materi yang berhubungan atau menunjang praktikum ini.














DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Otang. 2006. Diktat Botani Cryptogamamae. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Smith. 1976. Botany - Cryptogamae, II. New York : McGraw Hill Book.
Yudianto, Suroso Adi. 2006. Penuntun Praktikum Botani Cryptogamae. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Yudianto, Suroso Adi. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung : Transito

PROFESI KEPENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah untuk memehuni tugas mata kuliah Profesi Kependidikan. Yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan, dan untuk mengetahui apa itu administrasi pendidikan, apa itu supervisi, pengertian serta fungsi dari judul-judul yang telah diberikan.

B.     Tujuan
Agar mahasiswa mampu memahami pentingnya dasar-dasar pendidikan, istilah-istilah pendidikan, mulai dari administrasi pendidikan, supervisi pendidikan, bidang-bidang adminstrasi pendidikan, serta administrasi secara makro dan mikro dengan baik.









BAB II
PEMBAHASAN

Administrasi Pendidikan Dalam Profesi Keguruan
A.    Pengertian dan fungsi Administrasi Pendidikan
1.      Pengertian Administrasi Pendidikan
Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang dan tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidkan dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.
      Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan berapa banyak biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
      `Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir system. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses unuk mengubah masukan menjadi keluaran.





Proses belajar :
Guru
Kurikulum
Murid
Sarana/prasarana
Organisasi sekolah
 
 

                                         
Masukan                                                                                                    Keluaran






 

Murid                                                                                                        Lulusan



        Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapaian tujuan itu tidak terjadi pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber mnusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.
        Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator pendidikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungulodo dalam pencapaian tujuan pendidikan.
        Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan kemampuan dalam mengambil keputusan, yaitu memilih kemungkinan tindakan yang terbaik dari sejumlah kemugkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan.
        Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan, dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.
        Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.
2.      Fungsi Administrasi Pendidikan
        Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.
a.      Tujuan Pendidikan Menengah
·         Tujuan pendidikan menengah merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional.
·         Tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah menengah.
·         Tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.
       Tujuan institusional sekolah menengah adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional. Didalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2, disebutkan bahwa : “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.” Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, merupakan undang-undang yang dimaksud dalam UUD 1945 itu.
       Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur institusi pendidikan menengah. Dalam peraturan pemerintah tersebut dinyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah :
a.       Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
b.      Meningktkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan imbal balik dengan lingkungan social, budaya, dan alam sekitarnya.
       Tujuan nasional serta tujuan institusional itu harus selalu dijadikan pedoman sekolah dan guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk guru, tujuan-tujuan tersebut perlu dijabarkan lagi ke dalam tujuan yang lebih sempit sehingga dapat dijadikan pedoman operasional dalam mengajar. Berturut-turut institusional itu dijabarkan secara hierarkis menjadi tujuan :
a.       Kurikuler.
b.      Instruksional umum.
c.        Instruksional khusus.
3.      Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah
              Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan menengah dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari peencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada bagian terdahulu. Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut secara rinci.
B.     Administrasi pendidikan Secara Makro dan Mikro
              Administrasi pendidikan pada dasarnya juga berurusan dengan tujuan, kegiatan, dan orang-orang dalam bidang pendidikan. Secara garis besarnya, jenis administrasi pendidikan berdasarkan ruang lingkupnya meliputi administrasi pendidikan makro, mezo, dan mikro. Administrasi pendidikan yang bersifat makro ini adalah administrasi yang dijalankan oleh lembaga tingkat nasional seperti departemen, direktorat jendral, dan direktorat. Administrasi pendidikan mezo adalah administrasi pendidikan yang berlaku dilembaga tingkat daerah seperti kantor wilayah dan kopertis. Sedangkan administrasi pendidikan mikro adalah administrasi di lembaga-lembaga yang paling dasar seperti sekolah dan perguruan tinggi. Dalam kesempatan ini, kajian tentang administrasi dan supervisi pendidikan akan memusatkan perhatiannya kepada administrasi pendidikan di sekolah.

C.     Bidang-Bidang Administrasi Pendidikan
              Ruang lingkup administrasi pendidikan meliputi segala hal yang dapat memperlancar dan membantu penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pendidikan di lingkungan sekolah (lembaga pendidikan formal) sehingga tujuan pendidikan dapat ditempuh melalui bentuk-bentuk kegiatan secara tertib dan teratur yang pada akhirnya sampai pada pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri.
              Ruang lingkup kegiatan administrasi sekolah adalah meliputi :
·         Administrasi program pengajaran.
·         Administrasi murid/siswa.
·         Administrasi kepegawaian
·         Administrasi keuangan
·         Administrasi perlengkapan
·         Administrasi perpustakaan
·         Dan lain-lain.
              Sementara itu, Dr. Hadari Nawawi menyatakan, bahwa secara umum ruang lingkup administrasi berlaku juga di dalam administrasi pendidikan. Ruang lingkup tersebut meliputi bidang-bidang kegiatan sebagai berikut :
1.      Manajemen Administrasi (Administrative Management) Bidang kegiatan ini disebut juga “management of administrative function” yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi/kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
2.      Manajemen operatif (operative management) Bidang kegiatan ini disebut juga “management of operative function” yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mengarahkan dan membina agar dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi beban tugas masing-masing setiap orang melaksanakannya dengan tepat dn benar.
        Kemudian, dalam rangka memperjelas mengenai ruang lingkup administrasi pendidikan khususnya bidang-bidang penting yang sering dilaksankan di sekolah-sekolah pada umumnya untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan operasional pendidikan, adalah sebagaimana tersebut di bawah ini :

1.      Bidang Tata Usaha Sekolah.
2.      Bidang Personalia Murid.
3.      Bidang Personalia Guru.
4.      Bidang Pengawasan (supervisi).
5.      Bidang Pelaksanaan dan Pembinaan Kuikulum.
          Demikianlah antara lain bidang-bidang yang tercakup di dalam administrasi pendidikan. Dapatlah disingkatkan bahwa bidang-bidang tersebut di atas secara umum dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.      Bidang admnistrasi material, yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi, seperti : ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat perlengkapan dan lain-lain.
2.      Bidang administrasi personal, yang mencakup didalamnya administrasi personal guru dan pegawai sekolah dan sebagainya.
3.      Bidang administrasi kurkulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, persipan harian dan sebagainya.
          Administrasi suatu lembaga pendidikan merupakan suatu sumber utama manajemen dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya suatu tujuan terpenting pada lembaga pendidikan tersebut. Yang sangat diperlukan oleh para pelaku pendidikan untuk melakukan tugas dan profesinya. Kepala Sekolah dan guru disekolah sangat memerlukan data-data tentang siswa, kurikulum, sarana dan sebagainya untuk pengelolaan sekolah sehari-hari. Pengawas pendidikan di semua tingkat  memerlukan data-data tersebut sebagai bahan sarana supervisi. Untuk tingkat yang lebih tinggi misalnya Dinas Penididikan mulai tingkat kecamatan sampai propinsi memerlukan data  untuk pelaporan yang lebih tinggi, untuk melakukan pembinaan, serta untuk menyusun rencana atau program pendidikan pada masa mendatang. Di tingkat pusat (nasional) data pendidikan diperlukan untuk perencanaan yang lebih makro, melakukan pembinaan, pengawasan, penilaian (evaluasi), dan keperluan administrasi lainnya.
D.    Pengertian dan Fungsi Supervisi Pendidikan
1.      Pengertian supervisi
        Dalam perkembangan supervisi dikenal istilah penilikan dan pengawasan. Berbeda dengan inspeksi, penilikan dan pengawasan mempunyai pengertian suatu kegiatan yang bukan hanya mencari kesalahan objek pengawasan itu semata-mata, tetapi juga mencari hal-hal yang sudah baik, untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengawas bertugas melakukan pengawasan, dengan memperhatikan semua komponen sistem sekolah dan peristiwa yang terjadi di sekolah.
        Monitoring seringkali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan pemantauan. Monitoring berarti kegiatan pengumpulan data tentang suatu kegiatan sebagai bahan untuk melaksanakan penilaian.
        Kegiatan penilaian, yang juga disebut evaluasi, merupakan suatu proses membandingkan keadaan kuantitatif atau kualitatif suatu objek dengan kriteria tertentu yang sudah ditetapkan sebelumnya.
        Apabila inspeksi, penilikan atau pengawasan, monitoring, serta penilaian masih dalam tahapan usaha mengetahui status suau komponen atau kegiatan sistem serta memahami kekurangan dan atau kekuatannya, maka supervisi telah mengandung pengertian tindakan. Pengertian supervisi mencakup arti yang terkandung dalam istilah-istilah yang sudah diterangkan itu.
        Daresh (1989), mendefinisikan supervisi sebagai suatu proses mengawasi kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan organisasi. Wiles (1955) mendefinisikannya sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar-mengajar. Lucio dan McNeil (1978) mendefinisikan tugas supervisi, yang meliputi :
a.       Tugas perencanaan, yaitu untuk menetapkan kebijaksanaan dan program.
b.      Tugas administrasi, yaitu pengambilan keputusan serta pengkoordinasian melalui konferensi dan konsultasi yang dilakukan dalam usaha mencari perbaikan kualitas pengajaran.
c.       Partisipasi secara langsung dalam pengembangan kurikulum, yaitu dalam kegiatan merumuskan tujuan, membuat penuntun mengajar bagi guru, dan memilih isi pengalaman belajar.
d.      Melaksanakan demonstrasi mengajar untuk guru-guru, serta
e.       Melaksanakan penelitian.
        Sergiovanni dan Starrat (1979) berpendapat bahwa tugas utama supervisi adalah perbaikan situasi pengajaran.
        Dari berbagai definisi, terlhat adanya kesepakatan bahwa kegiatan supervisi pengajaran ditujukan untuk perbaikan pengajaran. Perbaikan itu dilakukan melalui peningkatan kemampuan professional guru dalam melaksanakan tugasnya.
        Supervisi pengajaran berbeda dengan administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan proses dan bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian supervisi pengajaran merupakan bagian dari kegiatan administrasi pendidikan.
2.      Fungsi Supervisi
        Tugas seorang supervisor bukanlah untuk mengadili tetapi untuk membantu, mendorong, dan memberikan keyakinan kepada guru, bahwa proses belajar-mengajar dapat dan harus diperbaiki. Pengembangan berbagai pengalaman, pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru harus dibantu secara profsional sehingga guru tersebut dapat berkembang dalam pekerjaannya.
        Kegiatan supervisi dilaksanakan melalui berbagai proses pemecahan masalah pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses belajar-mengajar. Dengan demikian, ciri utama supervisi adalah perubahan, dalam pengertian peningkatan ke arah efektivitas dan efisiensi proses belajar-mengajar secara terus-menerus.
        Tanggung jawab utama administrasi pendidikan adalah menjaga agar program-program yang telah ditetapkan sekolah dapat berjalan lancar.
        Ada dua jenis supervisi dilihat dari peranannya dalam perubahan, yaitu :
a.       Supervisi traktif, artinya supervisi yang hanya berusaha melakukan perubahan kecil karena menjaga kontinuitas.
b.      Supervisi dinamik, yaitu supervisi yang diarahkan untuk mengubah secara lebih intensif praktek-praktek pengajaran tertentu.

E.Tugas dan tanggung jawab guru dalam administrasi dan supervisi pendidikan.
        Seperti telah dikemukakan, supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu guru dalam memperbaiki proses belajar-mengajar melalui peningkatan kompetensi guru itu sendiri dalam melaksanakan tugas professional mengajarnya. Seperti juga berlaku untuk segala kegiatan. Dengan demikian, peranan guru terhadap berhasil tidaknya program supervisi ini adalah sangat besar. Peranan guru dalam supervisi secara lbih rinci dapat ditelusuri dari proses pelaksanaan supervisi itu.
        Guru hendaknya secara aktif memberikan masukan kepada supervisor tentang masalah yang dihadapi dalam mengajar. Fokus utama dalam pelaksanaan supervisi adalah guru. Didalam pelaksanaan supervisi, sikap kooperatif guru yang ditunjukkan pada fase perencanaan masih tetap diperlukan, dan harus ditingkatkan.kesediaan guru unuk diobservasi dan dianalisis perilaku mengajarnya, serta kesediaan untuk berdialog dengan supervisor harus terus dikembangkan, sehingga guru dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya dari proses supervisi.
        Fase evaluasi program supervisi merupakan keempatan yang baik bagi guru untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai dan kekurangan apa yang masih perlu untuk dipebaiki.